Persepsi Perawat tentang Pelayanan Pasien Tahap Terminal
Abstract
Latar Belakang: Implementasi pelayanan pasien tahap terminal di rumah sakit dipersyaratkan sesuai standar yang ditetapkan oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit. Pada bab Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP), dinyatakan bahwa rumah sakit harus memberikan pelayanan asuhan pasien tahap terminal dengan memperhatikan kebutuhan pasien dan keluarga, serta mengoptimalkan kenyamanan dan martabat pasien, yang didokumentasikan dalam rekam medik. Data lima rumah sakit di Jakarta dan Tangerang menunjukkan belum ada yang memenuhi skor lebih dari 95%.
Tujuan: Untuk mengetahui persepsi perawat tentang asesmen dan intervensi pasien tahap terminal di rumah sakit.
Metode: Desain penelitian kuantitatif observasional dengan pendekatan cross sectional. Total subyek penelitian sebanyak 959 perawat, dengan kriteria inklusi perawat klinis di ruang rawat inap dan rawat intensif. Kriteria eksklusi adalah perawat emergency, kamar operasi dan rawat jalan. Teknik pengambilan sampel menggunakan proportionate stratified random sampling, yang dilakukan selama satu bulan sejak tanggal 16 Juni 2020 hingga 16 Juli 2020.
Hasil: Pemahaman asesmen pasien tahap terminal berbeda signifikan antara yang menjabat ketua tim dan perawat pelaksana (p 0,003, OR 0,556); antara yang sudah dan belum dilatih (p 0,000, OR 1,528); antara responden yang memiliki pengalaman kurang dari dan lebih dari lima tahun (p 0,15, OR 1,698). Demikian pula dalam pemahaman responden tentang intervensi pasien tahap terminal, terdapat perbedaan signifikan antara responden kepala ruangan atau ketua tim dan perawat pelaksana (p 0,013, OR 0,542); yang sudah dan belum dilatih (p 0,16, OR 1,528); yang memiliki pengalaman kurang dari dan lebih dari lima tahun (p 0, 003, OR1,698). Asesmen pasien tahap terminal yang paling banyak dipahami adalah asesmen nyeri (95,2%), sedangkan yang paling tidak dipahami adalah asesmen alternatif layanan (27,1%). Pada intervensi pasien tahap terminal, responden paling memahami intervensi pasien sulit bernapas (90,3%). Sebaliknya, intervensi asuhan bila status psikososial pasien dan keluarga mengalami masalah dalam kekerabatan, kelayakan perumahan, pemeliharaan lingkungan, cara mengatasi, serta reaksi pasien dan keluarga menghadapi penyakit (20,6%) paling tidak dipahami oleh perawat.
Kesimpulan: Jabatan perawat, pengalaman, dan keikutsertaan dalam pelatihan berhubungan dengan persepsi perawat tentang pelayanan pasien tahap terminal. Perlu dikembangkan pelatihan terstruktur tentang pelayanan pasien tahap terminal.
Downloads
Copyright (c) 2021 Enny Mulyatsih
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License
Copyright Notice
An author who publishes in The Journal of Hospital Accreditation agrees to the following terms:
- Author retains the copyright and grants the journal the right of first publication of the work simultaneously licensed under the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal
- Author is able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book) with the acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Author is permitted and encouraged to post his/her work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of the published work (See The Effect of Open Access).
Read more about the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 Licence here: https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/.